MEMETRI BUMI
MEMETRI BUMI DESA SARWOGADUNG
KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN
TAHUN 2021
Desa Sarwogadung Kecamatan Mirit Kabupaten Kebumen, sesuai dengan cerita dari kesepuhan Desa disampaikan bahwa, antara lain memberikan gambaran tentang cikal bakal berdirinya Desa Sarwogadung Mengapa dinamakan desa Sarwogadung ?
Menurut riwayat, Desa Sarwogadung dahulu masih berupa hutan yang penuh dengan tumbuh-tumbuhan.Diantara tumbuh-tumbuhan pada saat itu, pohon gadunglah yang paling banyak.
Pada suatu ketika datanglah prajurit wanita yang menurut cerita datang dari Mataram pada waktu penjajahan Belanda pada abad ke 15.Wanita tersebut entah nama aslinya siapa kurang jelas,namun wanita tersebut setelah berada di desa bergelar Nyai Dewi Ayu Sekar Gadung.
Adapun Nyai Dewi Ayu Sekar Gadung datang ke Desa diikuti pembantu-pembantunya yang sangat pandai ( Dapat berganti rupa )dan dalam bahasa jawa disebut mancala putra / mancala putri,sehingga tempat ini diberi nama Gadungan.Dan akhirnya semakin lama semakin banyak keturunan dari mereka yang dapat mancala putra / mancala putri.Sehingga pada akhirnya nama Gadungan diganti menjadi nama Sarwogadung.
Adapun desa Sarwogadung menurut babad pendirinya dibagi menjadi 8 lokasi/pedukuhan. Yang mana masing-masing didirikan oleh :
1. Dusun Nolosaran didirikan oleh mbah Cokrowono,yang menurut cerita pada waktu babad tempat tersebut dengan menggunakan panah ( Cokro ) dalam merubuhkan tumbuh-tumbuhan,dan pada waktu itu disepuhi oleh Demang Nolosaran.
2. Dusun Pengampon didirikan oleh Mbah Paku Jati,yang menurut ceritanya dalam babad tempat tersebut menggunakan Paku dalam menebang pepohonannya.
3. Dusun Pejaten didirikan oleh Noyodimejo.
4. Dusun Jurutengah ditangani langsung oleh Mbah Nyai Dewi Ayu Sekar Gadung.
5. Dusun Pelutan didirikan oleh Nyai Surodrono,dan dalam babad wilayahnya menggunakan pencok ( cangkul kecil ).
6. Dusun Karangbokeng didirikan oleh Kyai Walbasiyah.
7. Dusun Dukuh didirikan oleh Mbah Wongso Yudho.
8. Dusun Keburuhan didirikan oleh Mbah Adam Sari.
Sedangkan tempat-tempat yang masih dikeramatkan,setiap tahun pada bulan Suro selalu dibuatkan selamatan.diantaranya adalah :
1. Mbah Nyai Dewi Sekar Gadung yang bertempat di Dusun Jurutengah.
2. Mbah Sabdo Guno yang bertempat di Dusun Pejaten.
3. Mbah Nyai Surodrono yang bertempat di Dusun Pelutan.
Diantara pendiri-pendiri Desa Sarwogadung tersebut diatas,terdapat beberapa hal yang menarik,diantaranya :
1. Mbah Nolosaran
Pada waktu pertempuran melawan Belanda,disaat perang Diponegoro berlangsung di Tlogo Mirit,Almarhun Mbah Nolosoro meninggal dengan kepala terputus. Dan kepala tersebut pulang sampai kerumah ( bahasa jawanya nglundung sampai umah Sarwogadung ) namun kebenaran dari cerita tersebut wallahu a’lam.
2. Nyai Dewi Ayu Sekar Gadung
Pada Wktu Mbah Nyai Dewi Sekar Gadung masih hidup,Almarhumah biasanya menggunakan kain jarik lurik merah,baju hijau dan selendang modang yang hampir menyerupai pohon gadung.Dan sampi sekarang konon menurut ceritanya,barang siapa memakai pakaian seperti itu akan mengalami musibah.
Demikianlah riwayat singkat Desa Sarwogadung. Sedangkan arti dari Desa Sarwogadung itu sendiri adalah :
Sarwo = Serba/rupo
Gadung = Hijau
Oleh sebab itu kami berharap,agar Desa Kami mudah-mudahan tetap berwarna Hijau yang berarti Subur.
Dan setiap hari jum’at kliwon di bulan Muharom/Syuro, setiap pedukuhan yang berjumlah 8 pedukuhan di Desa Sarwogadung melaksanakan penyembelihan Hewan berupa Kambing sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT. Yang telah memberikan Rizki, Kesehatan, serta keselamatan kepada seluruh warga masyarakat Desa Sarwogadung.
Demikianlah cerita/legenda yang kami kutip dari keterangan Pinisepuh-pinisepuh Desa Sarwogadung dan kegiatan memetri bumi Desa Sarwogadung Tahun 2021.
Admin……